Skinpress Rss

Minggu, 26 Februari 2012

this is my story

1



 Awalnya aku tak percaya,namun inilah hidup. Aku akan bercerita dari awal pada kalian semua. Aku anak ke-dua dari dua bersaudara,aku tak punya kakak,tapi aku punya abang yang begitu ku cintai. Sejak kecil aku tinggal bersama ibu dan abang ku di rumah nenek, aku merasa beruntung karena nenek yang menanggung biaya hidup kami,walaupun sebenarnya aku kerap sakit hati atas semua perkataan2 yang d’ucapkannya pada ku.
Aku menjalani hidup dengan normal meskipun tanpa kehadiran sesosok ayah dalam hidupku. Buatku itu bukanlah kesalahan siapa2. Ketika aku duduk d’bangku kelas 2 SMP, aku mendapat berita bahwa ayahku masih hidup dan aku sempat tak percaya. Abang ku begitu bahagia dengan berita itu hingga dia memutuskan untuk menyambung pendidikannya tinggal bersama ayahnya, namun tidak dengan ku. Aku tak tau harus bagaimana menyikapi berita itu, apa aku harus senang ? atau sebaliknya.
Namun jujur aku sedih,aku tak mau pisah dengan abang ku. Aku memang belum bisa dewasa menyikapi hal itu,karena hanya ibu dan abanglah yang ku punya. Aku tau itu semua demi kebaikan,namun tetap saja berat merelakan orang asing mengambilnya dari kami.
Setelah peristiwa itu hanya tersisa 3 orang d’rumah kami yaitu aku,ibu dan nenek. Aku berjanji untuk tidak meninggalkan ibu sendiri,tidakkan ada yang pergi dari rumah ini lagi. Hidup sederhana bukanlah masalah bagiku, asal tetap bersama mereka semua pasti bisa dilalui.
Ketika aku duduk d’kelas 3 SMP,suatu hari aku melihat banyak brosur2 yang melekat d’tembok sekolahku, ternyata itu tentang program beasiswa menyambung ke- SMA unggulan. Aku tak menanggapi hal itu melihat tempatnya begitu jauh dari rumahku, namun beberapa guru menyuruhku untuk mencobanya. Karena teman-teman juga mencoba maka aku pun ikut mencoba.
Hufth....aku tak menyangka tesnya sesulit itu dan tidak ada kemungkinan aku akan lulus tes itu, ternyata benar, hanya 2 orang yang lulus dari sekolah ku,namun bukan aku tapi temanku. Keesokan harinya aku mendengar kabar bahwa aku dan 1 orang temanku menjadi cadangan,dan kami disuruh untuk mengikuti tes selanjutnya. Sampai pada akhirnya tes kesehatan telah ku lalui,namun namaku tidak tercantum saat pengumuman siswa2 yang lulus di SMA unggulan itu. Ibu ku kecewa karena sudah tahap terakhir namun aku harus gugur. Semua tes sudah dilalui dengan penuh perjuangan namun aku harus gugur d’tahap akhir.
aku pun mendaftar kesekolah MAN Kisaran,tidak ada alasan bagiku untuk tidak melanjutkan pendidikan setelah gagal dalam tes itu. Semua tes telah ku jalani dan semua persyaratan telah ku penuhi untuk masuk MAN kisaran. Tiba akhirnya pengumuman kelulusan d’MAN Kisaran,aku sangat deg-deg’an.. namun aku yakin aku akan lulus. Aku dan teman ku akan pergi melihat pengumuman itu pukul 14.30 wib, namun pada pukul 12.30 aku mendapat telepon dari SMA unggulan itu bahwa aku lulus d’sekolah itu. Aku terkejut dan shok, namun ibuku setuju dan akan mengantarku hari itu juga.
Aku menangis karena aku takut dan sedih untuk jauh dari ibuku, aku sudah berjanji tidak akan meninggalkan ibu sendiri,tapi dia malah menyuruhku untuk pergi demi kebaikan katanya. Dia menasehati ku untuk berani menerima kenyataan dan mencari pengalaman baru serta demi impian2 ku dan masa depanku. Aku menangis d’pelukannya untuk terakhir kali.
Aku dan ibu segera bergegas ke MAN Kisaran untuk mengambil berkas2 ku yang sudah tertahan disana,dan disana banyak sekali prosedur yang harus kami lalui untuk bisa menarik berkas itu lagi hingga akhirnya kami bisa mendapatkannya.
Saat aku keluar pagar,aku melihat banyak sekali orang2 yang menangis karena tida lulus,aku prihatin pada mereka. Tiba – tiba ada seorang teman yang menghampiriku dan mengatakan kalau aku lulus dan berada di peringkat V. Aku terkejut tapi aku sedih karena aku harus pergi dari kota ini.. padahal aku merasa itu merupakan awal yang baik untuk mengukir prestasi di MAN kisaran, tapi aku tetap harus pergi.
Kamipun berangkat menuju Medan, disepanjang jalan aku tak tenang, jantung ku deg-degan tak tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Kami sempat bingung mencari alamatnya dan akhirnya kami menemukannya juga. Kami disambut dengan sangat ramah  oleh para pelajar disekolah itu.
Awalnya aku selalu menangis, namun lambat laun aku mulai terbiasa dan ternyata tak seburuk yang ku bayangkan. Aku bahagia disini, dan aku juga bangga bisa berada ditengah- tengah orang2 cerdas seperti mereka. Aku senang bisa menjadi bagian dari mereka, dan aku akan terus berusaha untuk menjadi lebih dari mereka.
                                                                                                                                By : desinta yory
0



 Awalnya aku tak percaya,namun inilah hidup. Aku akan bercerita dari awal pada kalian semua. Aku anak ke-dua dari dua bersaudara,aku tak punya kakak,tapi aku punya abang yang begitu ku cintai. Sejak kecil aku tinggal bersama ibu dan abang ku di rumah nenek, aku merasa beruntung karena nenek yang menanggung biaya hidup kami,walaupun sebenarnya aku kerap sakit hati atas semua perkataan2 yang d’ucapkannya pada ku.
Aku menjalani hidup dengan normal meskipun tanpa kehadiran sesosok ayah dalam hidupku. Buatku itu bukanlah kesalahan siapa2. Ketika aku duduk d’bangku kelas 2 SMP, aku mendapat berita bahwa ayahku masih hidup dan aku sempat tak percaya. Abang ku begitu bahagia dengan berita itu hingga dia memutuskan untuk menyambung pendidikannya tinggal bersama ayahnya, namun tidak dengan ku. Aku tak tau harus bagaimana menyikapi berita itu, apa aku harus senang ? atau sebaliknya.
Namun jujur aku sedih,aku tak mau pisah dengan abang ku. Aku memang belum bisa dewasa menyikapi hal itu,karena hanya ibu dan abanglah yang ku punya. Aku tau itu semua demi kebaikan,namun tetap saja berat merelakan orang asing mengambilnya dari kami.
Setelah peristiwa itu hanya tersisa 3 orang d’rumah kami yaitu aku,ibu dan nenek. Aku berjanji untuk tidak meninggalkan ibu sendiri,tidakkan ada yang pergi dari rumah ini lagi. Hidup sederhana bukanlah masalah bagiku, asal tetap bersama mereka semua pasti bisa dilalui.
Ketika aku duduk d’kelas 3 SMP,suatu hari aku melihat banyak brosur2 yang melekat d’tembok sekolahku, ternyata itu tentang program beasiswa menyambung ke- SMA unggulan. Aku tak menanggapi hal itu melihat tempatnya begitu jauh dari rumahku, namun beberapa guru menyuruhku untuk mencobanya. Karena teman-teman juga mencoba maka aku pun ikut mencoba.
Hufth....aku tak menyangka tesnya sesulit itu dan tidak ada kemungkinan aku akan lulus tes itu, ternyata benar, hanya 2 orang yang lulus dari sekolah ku,namun bukan aku tapi temanku. Keesokan harinya aku mendengar kabar bahwa aku dan 1 orang temanku menjadi cadangan,dan kami disuruh untuk mengikuti tes selanjutnya. Sampai pada akhirnya tes kesehatan telah ku lalui,namun namaku tidak tercantum saat pengumuman siswa2 yang lulus di SMA unggulan itu. Ibu ku kecewa karena sudah tahap terakhir namun aku harus gugur. Semua tes sudah dilalui dengan penuh perjuangan namun aku harus gugur d’tahap akhir.
aku pun mendaftar kesekolah MAN Kisaran,tidak ada alasan bagiku untuk tidak melanjutkan pendidikan setelah gagal dalam tes itu. Semua tes telah ku jalani dan semua persyaratan telah ku penuhi untuk masuk MAN kisaran. Tiba akhirnya pengumuman kelulusan d’MAN Kisaran,aku sangat deg-deg’an.. namun aku yakin aku akan lulus. Aku dan teman ku akan pergi melihat pengumuman itu pukul 14.30 wib, namun pada pukul 12.30 aku mendapat telepon dari SMA unggulan itu bahwa aku lulus d’sekolah itu. Aku terkejut dan shok, namun ibuku setuju dan akan mengantarku hari itu juga.
Aku menangis karena aku takut dan sedih untuk jauh dari ibuku, aku sudah berjanji tidak akan meninggalkan ibu sendiri,tapi dia malah menyuruhku untuk pergi demi kebaikan katanya. Dia menasehati ku untuk berani menerima kenyataan dan mencari pengalaman baru serta demi impian2 ku dan masa depanku. Aku menangis d’pelukannya untuk terakhir kali.
Aku dan ibu segera bergegas ke MAN Kisaran untuk mengambil berkas2 ku yang sudah tertahan disana,dan disana banyak sekali prosedur yang harus kami lalui untuk bisa menarik berkas itu lagi hingga akhirnya kami bisa mendapatkannya.
Saat aku keluar pagar,aku melihat banyak sekali orang2 yang menangis karena tida lulus,aku prihatin pada mereka. Tiba – tiba ada seorang teman yang menghampiriku dan mengatakan kalau aku lulus dan berada di peringkat V. Aku terkejut tapi aku sedih karena aku harus pergi dari kota ini.. padahal aku merasa itu merupakan awal yang baik untuk mengukir prestasi di MAN kisaran, tapi aku tetap harus pergi.
Kamipun berangkat menuju Medan, disepanjang jalan aku tak tenang, jantung ku deg-degan tak tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Kami sempat bingung mencari alamatnya dan akhirnya kami menemukannya juga. Kami disambut dengan sangat ramah  oleh para pelajar disekolah itu.
Awalnya aku selalu menangis, namun lambat laun aku mulai terbiasa dan ternyata tak seburuk yang ku bayangkan. Aku bahagia disini, dan aku juga bangga bisa berada ditengah- tengah orang2 cerdas seperti mereka. Aku senang bisa menjadi bagian dari mereka, dan aku akan terus berusaha untuk menjadi lebih dari mereka.
                                                                                                                                By : desinta yory

Jumat, 17 Februari 2012

Inspirasi butuh tindakan

0

inspirasi tanpa tindakan 
tidak akan ada manfaat apapun
karena itu baru khayalan

tindakan tanpa inspirasi
seperti berjalan di tempat yang gelap
karena tidak jelas tujuannya

tindakan tanpa perencanaan
berarti bergerak tanpa peta
semua akan berjalan tanpa kejelasan arah

inspirasi, tindakan, dan perencanaan
seperti nasi, lauk, dan rasa lapar
ketiganya akan menyatu menjadi sebuah energi
yang akan membangkitkan sebuah hasrat
untuk maju, tumbuh, dan berkembang

the oLd Einstein cLass

0

"My Life Inspiration"

my favourite song

0

2 bersaudara ne emang btul2 kerend banget... sumpah,,,!!
klu gak percaya , langsung z dech puterin videonya !!
met menyaksikan yaaaaaaaaaa.....